KETEGANGAN ISRAEL DAN QATAR BISA PICU INVESTOR BERALIH INVESTASI KE EMAS

Akhir akhir ini dunia di hebohkan oleh Serangan yang dilakukan Israel ke Qatar yang membuat ketegangan di kawasan Timur Tengah kian meningkat. Salah satu dampak dari ketegangan yaitu terjadinya pergeseran portofolio asset investasi
Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira menyampaikan dengan adanya situasi saat ini, investor akan memilih instrumen investasi yang lebih aman seperti emas.
Dengan begitu, jika eskalasi meningkat, akan ada pergeseran portfolio investasi baik dari pasar saham atau surat utang negara menjadi emas.
“Sehingga banyak yang melihat pergeseran dari portfolio risiko di pasar saham, surat utang itu ke emas. Nah bagi Indonesia karena Indonesia adalah negara berkembang, maka portfolio di surat utang Indonesia ini bisa saja terganggu ke depannya karena investor akan lebih berhati-hati masuk ke instrumen surat utang negara berkembang.” kata Bhima
Sedangkan terkait nilai tukar rupiah, Bhima menilai situasi di timur tengah harus diwaspadai seiring adanya sentimen dari dalam negeri yang juga bisa mempengaruhi nilai tukar rupiah.
“Kalau Indonesia bisa menarik lebih banyak investasi untuk masuk terutama investasi langsung, FDI. Bukan hanya sekedar investasi portfolio gitu dari gejolak timur tengah yang terus berlanjut ini,” ujarnya.
Meski demikian, terkait harga minyak, Bhima menyampaikan kenaikan harga minyak yang akan terjadi masih moderat karena kondisi stok minyak dunia saat ini sedang mengalami suplai yang berlebih.
“Permintaan terutama dari China, Eropa, Amerika itu jadi rendah sekarang. Jadi belum bisa memicu harga minyak mentah naik misalnya di atas 75 dolar per barel. Nah kecuali ada dampak signifikan atau eskalasi berlanjut sampai mengganggu jalur pelayaran minyak dan gas atau keterlibatan negara lain yang menjadi produsen utama minyak,” kata Bhima
Sementara itu, ekonom Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Trioksa Siahaan melihat potensi kenaikan harga minyak secara tajam masih bergantung pada tingkatan eskalasi yang akan datang.
“Bila (eskalasi) meluas maka berpotensi membuat harga minyak kembali memanas. Bila harga minyak naik maka dapat berdampak pada inflasi, dampak ke indonesia sendiri adalah dampak dari kenaikan harga minyak tersebut,” kata Trioksa.
Terkait harga emas yang juga sedang mengalami tren kenaikan, selain karena konflik di timur tengah, Trioksa juga melihat hal ini disebabkan oleh ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed.
“Penurunan bunga The Fed dan potensi memanasnya situasi timteng dapat membuat harga emas naik dan membuat rekor baru,” ujarnya.