SRI MULYANI BUKA SUARA PASCA RUMAHNYA DIJARAH DAN DIDESAK MUNDUR

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani angkat bicara terkait isu yang menyebut dirinya akan mundur dari kabinet.
Sri Mulyani dengan tegas membantah isu dengan memperlihatkan kehadirannya dalam agenda resmi di Istana Negara. Melalui akun Instagram pribadinya, @smindrawati, ia mengunggah momen saat mengikuti rapat kabinet yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto bersama Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
“Minggu sore di Istana Negara, saya menghadiri Rapat Kabinet Merah Putih yang dipimpin oleh Presiden @prabowo bersama Wakil Presiden @gibran_rakabuming, membahas situasi sosial, politik, keamanan terakhir dan langkah-langkah penting dan koordinatif untuk mengembalikan keamanan dan menjaga serta mengembalikan stabilitas nasional,” tulis Sri Mulyani dalam unggahannya, Selasa (02/09).
Dalam unggahan tersebut, Sri Mulyani menyampaikan pentingnya menjaga semangat gotong royong di tengah dinamika demokrasi. “Pemerintah menghormati dan mendengarkan aspirasi, kritik dan masukan masyarakat untuk terus melakukan perbaikan dan koreksi dengan tetap menjaga semangat gotong royong dan persatuan,” tuturnya.
Ia pun menegaskan bahwa proses membangun bangsa sesuai amanat UUD 1945 tidaklah mudah, melainkan perjalanan panjang yang sarat tantangan. Menurutnya, diperlukan pemerintahan yang bersih dari korupsi sekaligus mampu menjaga stabilitas nasional.
Isu pengunduran diri Sri Mulyani sebelumnya muncul setelah beredar kabar rumah pribadinya dijarah massa pada Minggu (31/8) dini hari. Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membantah kabar tersebut.
“Tidak, tidak (mundur),” kata Airlangga saat ditemui di Istana Negara, Jakarta, pada Minggu (31/8).
Sri Mulyani turut menyinggung soal rumah pribadinya yang menjadi target saat gelombang demonstrasi berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Rumah Sri Mulyani menjadi sasaran penjarahan massa anarkis pada Minggu (31/8) dini hari. Aksi itu berlangsung dalam dua gelombang, setelah kerumunan mulai berdatangan sejak Sabtu (30/8) malam.
Warga sekitar menyebutkan, massa pertama tiba sekitar pukul 23.00 WIB dan langsung merusak serta membawa barang-barang dari kediaman Sri Mulyani. Setelah kelompok itu bubar, rombongan lain datang kembali pada Minggu (31/8) sekitar pukul 03.00 WIB dengan jumlah lebih besar, sehingga situasi semakin ricuh dan banyak barang milik Menkeu tersebut ikut raib.
Merespons kejadian itu, Sri Mulyani menuliskan pesan panjang di akun Instagram @smindrawati pada Senin (1/9). “Terima kasih atas simpati, doa, kata-kata bijak, dan dukungan moral semua pihak dalam menghadapi musibah ini,” tulisnya.
Dalam unggahannya, Sri Mulyani menegaskan bahwa membangun bangsa adalah perjuangan panjang yang harus dijalankan dengan menjunjung nilai-nilai luhur, bukan dengan kekerasan atau anarki. Ia menekankan pentingnya menyalurkan aspirasi melalui jalur hukum ketika masyarakat merasa hak konstitusionalnya dilanggar, sebab sistem demokrasi Indonesia telah menyediakan mekanisme bermartabat melalui judicial review maupun proses peradilan.
“Mari kita jaga dan bangun Indonesia bersama, tidak dengan merusak, membakar, menjarah, memfitnah, pecah belah, kebencian, kesombongan, dan melukai dan mengkhianati perasaan publik. Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki menerus. Semoga Allah SWT memberkahi dan melindungi Indonesia. Jangan pernah lelah mencintai Indonesia,” tulis Sri Mulyani.