Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni menanggapi terkait disinggung untuk mundur sebagai menteri karena dinilai menjadi orang yang bertanggung jawab atas bencana banjir yang melanda Aceh, Sumut, dan Sumbar.
Adapun yang menyinggung hal tersebut adalah Anggota Komisi IV DPR dari fraksi PKS, Rahmat Saleh, saat rapat kerja pada Kamis (4/12). Rahmat membandingkan menterinya Presiden Filipina Ferdinand “Bongbong” Marcos yang mundur karena merasa gagal menangani banjir.
“Tanggal 18 november itu kabinetnya Pak Ferdinand Marcos di Filipina, mereka itu banjir penyebabnya tapi gentleman dua menterinya mengundurkan diri karena merasa menganggap tidak mampu mengatasi itu,” ujar Rahmat dalam rapat yang digelar di Kompleks Parlemen Senayan itu.

“Jadi bukan sesuatu yang salah juga kalau menteri yang tidak sanggup mengatasi ini mundur juga. Itu adalah tugas yang mulia menurut saya,” lanjutnya.
Usai rapat, Raja Juli kembali disinggung soal mundur dari kabinet. Ia menyebut siap jika dirinya harus dievaluasi.
“Saya yakin ya namanya kekuasaan itu milik Allah ya, dan itu hak prerogatif presiden. Jadi saya siap dievaluasi,” ujar Raja Juli kepada wartawan.
“Jadi monggo, tanggung jawab saya hanya bekerja semaksimal mungkin yang saya bisa. Selanjutnya itu adalah hak prerogatif Pak Presiden,” tambahnya.
Selain itu, ia juga menyadari banyaknya kritik yang masuk kepadanya melalui media sosial. Ia menghargai kritik dari masyarakat kepadanya.
“Saya katakan tadi kritik netizen kepada saya, saya nggak pernah hapus ya. Itu bagian dari apa namanya, ya aspirasi, kemarahan, itu bahkan harapan ya, ekspektasi,” kata dia.
