Kontrak berjangka saham AS dan bursa Asia menguat seiring dimulainya pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan Xi Jinping yang bertujuan meredakan ketegangan dagang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Kontrak berjangka S&P 500 naik 0,4 persen setelah indeks acuannya sempat kehilangan penguatan usai pernyataan Ketua The Federal Reserve Jerome Powell, yang menegaskan pemangkasan suku bunga pada Desember belum tentu terjadi. Saham Asia naik 0,3 persen, dipimpin oleh sektor teknologi setelah Samsung Electronics Co. membukukan laba di atas perkiraan, sementara saham-saham teknologi raksasa AS mendorong optimisme terhadap tema kecerdasan buatan (AI).
Harga emas stagnan setelah empat hari berturut-turut melemah, sementara indeks Dólar AS memangkas penguatan dari sesi sebelumnya. Obligasi pemerintah AS (Treasuries) kembali menguat dengan imbal hasil tenor 10 tahun turun 1 basis poin menjadi 4,06 persen. Di Jepang, imbal hasil obligasi pemerintah tenor 5 tahun naik ke level tertinggi sejak 2008, menjelang keputusan suku bunga Bank of Japan (BOJ) pada Kamis ini.
Pasar kini mulai mengalihkan perhatian dari sikap hati-hati The Fed terhadap pemangkasan suku bunga, dan fokus pada pertemuan Trump dan Xi yang diharapkan dapat meredakan sengketa dagang terbesar di dunia serta menstabilkan pasar global setelah berbulan-bulan penuh ketegangan. Selain itu, sentimen positif juga didorong oleh momentum AI dan belanja besar-besaran dari perusahaan teknologi raksasa yang melaporkan kinerja keuangan minggu ini.
“Investor kini menatap peluang mencairnya hubungan Trump–Xi setelah The Fed memberi sinyal hati-hati. Dengan momentum AI yang juga menjadi pendorong, hal ini bisa membuka babak kenaikan berikutnya bagi pasar saham,” kata Charu Chanana, Kepala Strategi Investasi di Saxo Markets, Singapura.
Trump menyatakan AS dan China “bisa jadi menandatangani kesepakatan dagang pada Kamis ini” saat kedua pemimpin memulai pertemuan penting tersebut.
Keduanya dijadwalkan menuntaskan kesepakatan damai sementara (détente) dalam pertemuan di Korea Selatan, yang berpotensi menunda perang dagang terbesar dunia, setidaknya untuk sementara waktu. Pembelian dua kargo kedelai AS oleh China ang pertama musim ini menjadi sinyal awal menghangatnya kembali arus perdagangan dalam kerangka perjanjian yang diperkirakan akan mencabut sebagian tarif dan pembatasan ekspor terbaru.
Sinyal awal menunjukkan kedua pemimpin tengah menyiapkan kesepakatan yang bisa mencakup pengurangan tarif, biaya, dan pembatasan ekspor yang baru-baru ini diberlakukan. Hal itu mencakup penurunan bea AS atas fentanyl, persetujuan atas penjualan operasi TikTok di AS, pembelian kedelai tambahan oleh China, serta penghentian kebijakan baru Beijing yang mewajibkan lisensi ekspor untuk barang yang mengandung sedikit unsur rare earth.
“Saya rasa kami sudah menyepakati banyak hal, dan akan menambah beberapa kesepakatan lagi hari ini,” kata Trump. Ia menyebut Xi sebagai “negosiator yang sangat tangguh” namun juga “pemimpin hebat dari negara besar.”
Sebelumnya, setelah The Fed memangkas suku bunga seperti yang diperkirakan, komentar Powell yang berhati-hati mengenai langkah berikutnya dan fokusnya pada risiko pasar tenaga kerja membuat investor mengurangi ekspektasi pelonggaran lebih lanjut. Dalam situasi ini, pasar kini menantikan sinyal kebijakan dari BOJ dan Bank Sentral Eropa (ECB) yang juga akan diumumkan pada Kamis ini.
