Kilau emas meredup dalam sehari saja. Harga emas spot rontok 6,3 persen ke USD 4.12 pada perdagangan 22 Oktober 2025 pukul 04.59 WIB, sekaligus menjadi penurunan paling tajam dalam 12 tahun terakhir.
“Harga emas anjlok lebih dari 5 persen itu aneh” ungkap Alexander Stahel salah satu investor emas dari Swiss.
“Anjlok lebih dari 5 persen itu aneh” kata Alexander Stahel, salah satu investor emas dari Swiss mengutip Bloomberg.
“Secara teori anjloknya harga emas hanya akan terjadi dalam ratusan hingga ribuan hari perdagangan,” jelasnya.
Harga perak ikut terdampar 8,7 persen setelah indikator teknikal menunjukkan aksi jual.
Awal mula emas melonjak akhir-akhir ini akibat terdapat spekulasi Federal Reserve AS akan melakukan setidaknya satu kali pemotongan suku bunga besar sebelum akhir tahun.
Analisa lain menunjukkan sejumlah investor menarik diri dari surat utang negara dan mata uang untuk melindungi diri dari defisit anggaran yang tak terkendali.
Kepala Perdagangan Makro di Buffalo Bayou Commodities, Frank Monkam, menyampaikan penurunan harga emas kali ini merupakan kombinasi dari aksi jual atau ‘waktunya ambil keuntungan’ untuk para investor.
Meski demikian, Monkam melihat harga emas masih berada di rentang USD 4.000-USD 4.050. Ia masih optimistis aset safe heaven ini akan terus merangkak naik setelah aksi jual yang dinilai secara tiba-tiba ini.
“Pembersihan posisi aksi jual aset emas seharusnya mempersiapkan kita untuk kenaikan berikutnya, yang akan dipimpin oleh ETF dan aliran dana dari bank sentral negara-negara berkembang, katanya,” tambahnya.
Harga emas mencapai puncak rekor sejak September yang disebabkan oleh tingginya permintaan. Penurunan kali ini turut disebabkan penguatan mata uang Dolar AS.
Analis komoditas BMO Capital Markets, Helen Amos, menyebut shutdown pemerintahan AS membuat harga emas merosot. Sebab biasanya para trader dan pasar sangat sensitif dengan data mingguan dari bursa berjangka di AS (CFCT).
Akibat pemerintahan Trump yang shutdown membuat data-data harga komoditas ini tidak tersedia. Para trader kesulitan mengambil keputusan yang rasional, serta banyak spekulan yang memegang posisi beli.
Faktor pendorong harga emas dalam jangka panjang, termasuk pembelian rutin oleh bank sentral, dan para analis masih memperkirakan harga akan kembali naik dalam beberapa bulan mendatang.
“Kami memprediksi harga sekitar USD 4.500 tahun depan. Tapi tidak ada harga aset yang bergerak lurus ke atas. Koreksi itu sebenarnya sehat dan kami pikir wajar jika akan ada sedikit volatilitas di sepanjang perjalanan,” ujar Amos dari BMO.
