Ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, mengalami keracunan massal setelah mengkonsumsi Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (22/9).
Setelah di konfirmasi Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan, Lia N. Sukandar, mengatakan kini dapur yang memasok makanan tersebut ditutup sementara untuk dilakukan evaluasi dan investigasi.
Setiap hari, dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang memasok makanan ke sekolah di Cipongkor memasak sekitar 3.467 porsi.
“Jadi dapurnya ditutup sementara sambil menunggu hasil evaluasi. Nanti akan dilihat apa yang salah atau ada kelalaian,” kata Lia
Hingga Rabu (24/9), tercatat 411 siswa menjadi korban. 47 di antaranya masih dirawat di sejumlah fasilitas kesehatan dan 364 orang lainnya menjalani perawatan jalan.
“Berdasarkan data yang kami dapat dari petugas Puskesmas, korban masih terus berdatangan meski tak sebanyak kemarin. Sampai saat ini belum ada laporan kematian,” ucapnya.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, mengakui masih ada dapur SPPG yang belum memenuhi standar kesehatan. Dari 85 dapur yang tersebar di wilayahnya, beberapa di antaranya belum memiliki sertifikat laik sehat.
“Dari 85 dapur, memang ada yang belum memiliki sertifikasi sehat. Jadi harus dicek izin dan sertifikat laik sehatnya dari Dinas Kesehatan,” jelas Jeje.
Ia menegaskan, dapur Makmur Jaya yang menjadi pemasok menu MBG di Cipongkor dihentikan sementara karena diduga menjadi sumber keracunan.
“Saya menyetop sementara satu SPPG dan menetapkan status KLB. Intinya, kesehatan dan keselamatan siswa yang paling utama,” tegasnya.