KEJI GURU NGAJI CABULI MURID DI TEBET, JAKSEL

Baru baru ini muncul kasus pencabulan yang dilakukan oleh guru ngaji. Kali ini peristiwanya berada di wilayah Tebet, Jakarta Selatan. Pelakunya seorang pria bernama Ahmad Fadhillah.
Pelaku sudah ditangkap dan ditahan polisi. Rumahnya di wilayah Tebet juga dipasangi garis polisi.
Korban pencabulan ini 10 orang anak perempuan. Mereka kini dalam pendampingan petugas Unit Pelaksana Teknis Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak guna memulihkan kondisi psikologisnya.
Untuk sementara korban ada 10 orang, tidak menutup kemungkinan adanya korban lain,
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Ardian Satrio Utomo, mengatakan aksi pencabulan itu dilakukan pelaku dengan modus memberikan pelajaran tambahan tentang hadas laki-laki dan perempuan.
“Terlapor memaksa korban untuk memegang kemaluannya dan menggerak-gerakan untuk onani sampai keluarnya air mani ke lantai,” kata Ardian melalui keterangan
Setelah melakukan aksinya, Ardian menambahkan, korban diberi uang oleh pelaku senilai Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu. Pelaku juga mengancam korban agar tak melapor ke siapa pun.
“Mengintimidasi korban dengan cara mengancam dan menampar anak korban bila mana memberitahukan orang tua korban,” ujar dia.
Ketua RT tempat tinggal pelaku, Iin, mengaku kaget dengan kasus tersebut. Sebab Ahmad Fadhillah dikenal baik dan aktif mengikuti berbagai kegiatan masyarakat.
Iin menambahkan, pelaku sudah lama menjadi guru mengaji di rumahnya. Selain itu, pelaku juga acap kali diundang oleh ibu-ibu PKK untuk memberi ceramah dan menjadi khatib salat Jumat di sekitar rumahnya. Pelaku juga mempunyai majelis taklim.
Maka itu, menurutnya perbuatan pelaku sudah mencemarkan nama baik lingkungan. Dia mengharapkan pelaku diberikan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.
“Kaget. Mencemarkan. Kalau kasusnya nama baik ya enggak apa-apa, masyarakat juga di Kebon Baru kaget,” ucap dia.
Lebih lanjut, Iin mengaku sudah bertemu dengan para korban. Menurut dia, para korban masih berada dalam kondisi syok bila bertemu dan mengingat pelaku. Dia berharap kondisi psikologis korban dapat kembali pulih.