Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Sekjen PBNU), Saifullah Yusuf, tidak mengetahui soal pertemuan Ketum PBNU, Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, dengan alim ulama Nahdlatul Ulama. Gus ipul mengaku belum mendapat informasi soal hasil pertemuan tersebut.
“Belum tahu, saya belum tahu, terus terang belum tahu (hasilnya),” ujar Gus Ipul di kantor Gubernur Jawa Tengah, Selasa (25/1).
Ia menyerahkan seluruh keputusan kepada para alim ulama NU. Ia juga akan mengikuti keputusan dari ulama-ulama NU.
“Gini, kalau saya tetep ya bahwa kita serahkan saja kepada para ulama. NU ini kan pimpinannya para ulama, ya kita ikuti aja, yah,” jelas dia.
Gus Ipul juga belum mendapat kabar apakah Rais Aam KH Miftachul Ahyar mengetahui soal pertemuan Gus Yahya dengan alim ulama tersebut.
“Belum tahu, saya belum ketemu Rais Aam. Nanti kita liat ya, nanti pasti ada tindak lanjutnya,” kata Gus Ipul.

Sebelumnya, PBNU menggelar rapat bersama dengan alim ulama dan hasilnya menyepakati tidak adanya pemakzulan terhadap Gus Yahya dari posisi ketua umum. Rapat tersebut dihadiri oleh kurang lebih 50 alim ulama NU.
Adapun permintaan mundur Gus Yahya dari posisi Ketum PBNU berawal dari adanya surat yang ditandatangani KH Miftachul Akhyar pada 20 November 2025. Permintaan itu berdasarkan musyawarah antara Rais Aam dan dua Wakil Rais Aam.
Dalam surat tersebut diputuskan:
- KH Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam waktu 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya keputusan Rapat Harian Syuriyah PBNU.
- Jika dalam waktu 3 (tiga) hari tidak mengundurkan diri, Rapat Harian Syuriyah PBNU memutuskan memberhentikan KH Yahya Cholil Staquf sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
