Israel meluncurkan serangan udara ke kamp pengungsi Palestina di Lebanon selatan pada Selasa (18/11). Serangan itu menewaskan 13 orang dan melukai sejumlah orang lainnya.
Dikutip dari AP, Rabu (19/11), serangan drone itu menghantam sebuah mobil di tempat parkir masjid di kamp pengungsi Ein el-Hilweh di pinggiran kota Sidon. Hamas melarang jurnalis mendekati TKP karena ambulans tengah dikerahkan untuk mengevakuasi korban luka dan korban tewas.
Militer Israel mengatakan serangan itu menghantam tempat pelatihan Hamas yang biasa digunakan untuk menyiapkan serangan terhadap Israel. Militer Israel menyatakan akan terus bertindak melawan Hamas di mana pun kelompok itu beroperasi.
Hamas mengecam serangan itu. Hamas mengatakan, serangan itu menghantam taman bermain olahraga dan membantah tempat itu tempat pelatihan.

Selama dua tahun ini, serangan udara Israel di Lebanon telah membunuh puluhan orang dari Hizbullah dan faksi Palestina seperti Hamas. Pendiri sayap militer Hamas, Saleh Arouri, tewas dalam serangan drone Israel di Beirut pada 2 Januari 2024. Sejumlah pejabat Hamas lainnya juga tewas dalam berbagai serangan sejak itu.
Sehari setelah dimulainya perang Israel-Hamas, Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel dan serangan itu dibalas oleh Israel. Serangan itu berkembang menjadi perang besar-besaran pada akhir September 2024.
Perang itu menyebabkan lebih dari 4 ribu orang tewas di Lebanon dan nilai kerusakan mencapai USD 11 miliar. Di Israel, korban tewas mencapai 127 orang termasuk 80 prajurit.
Perang Israel-Hizbullah berakhir pada November 2024 lewat kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi AS. Sejak itu, Israel masih terus meluncurkan serangan udara ke Lebanon dengan alasan Hizbullah mencoba membangun kembali pasukannya.
Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan lebih dari 270 orang tewas dan sekitar 850 orang terluka akibat serangan Israel selama gencatan senjata.
