Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menyebut 2.700 pelajar di Jawa Tengah keracunan makan bergizi gratis (MBG). dirinya meminta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) melakukan perbaikan.
“Dari 35 kabupaten sudah 15 kabupaten kemarin tidak baik-baik saja. Hampir 2.700 anak-anak kita yang menjadi sasaran, terkontaminasi, dan setelah hari ini tidak boleh ada lagi kejadian anak-anak kita yang menjadi sasaran MBG nanti terulang kembali ” ujar Luthfi di
Ia menyampaikan, kasus keracunan itu terjadi karena beberapa faktor. Antara lain perut anak yang tidak cocok karena makanan baru, hingga kebersihan makanan dan peralatan di SPPG.
“Sing biasane makan mi instan dikasih spageti ora cocok wetenge jadi penyakit. Ada lemah dari higienitas, sanitasi. Omprengnya tidak bersih jadi penyakit,” jelas dia.
Kemudian, menurutnya, kasus keracunan itu juga terjadi karena Sumber Daya Manusia (SDM) di SPPG yang tidak profesional. Contohnya tidak ada tenaga ahli khusus bagian mencicipi.
“Kemudian sumber daya manusia yang menjamah makanan, yang megang makanan itu kurang profesional. Karena buru-buru belum siap disimpan lama kelamaan jadi penyakit,” jelas dia.
Ia juga menegaskan seluruh kepala daerah memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan program MBG berjalan aman, higienis, dan berkelanjutan.
“Jangan ada kepala daerah yang apatis. SPPG yang sudah ada harus terbuka untuk dicek, minimal Bupatinya atau ibu-ibu PKK meninjau langsung. Harus ada keterbukaan dan koordinasi dengan Satgas MBG,” tegas Luthfi.
Terakhir ia memastikan, sebagai Gubernur Jawa Tengah, akan terus mengawal program andalan Presiden Prabowo ini agar tetap berlanjut.
“(MBG) tidak boleh berhenti, karena program MBG ini wajib hukumnya yang harus dilaksanakan oleh pemerintah provinsi berikut jajaran wali kota bupati di 35 kabupaten kota,” kata Luthfi.