Bangunan mushala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny Buduran di Sidoarjo, Jawa Timur, dilaporkan runtuh, Senin (29/9). Sejumlah santri dilaporkan tertimbun.
Kejadian tersebut berawal pada saat dilakukan pengecoran di lantai 3 sejak Senin (29/9) pagi. Diduga pondasi tidak kuat sehingga bangunan dari lantai 4 runtuh hingga lantai dasar.
“Laporan yang kami terima, bangunan ponpes itu runtuh sekitar 15.35 WIB,” ungkap Kepala Kantor SAR Surabaya selaku SAR Mission Coordinator (SMC), Nanang Sigit.
Menurutnya, tim pertama yang tiba segera melakukan asesmen awal di lokasi kejadian.
Setelah itu, tim SAR gabungan mendapati adanya tanda-tanda dua korban dalam keadaan selamat di bawah reruntuhan bangunan.
Tim kedua tiba dengan bantuan peralatan tambahan dan tim SAR gabungan langsung melakukan pembukaan akses dengan menggunakan peralatan ekstrikasi.
“Hingga saat ini tim SAR gabungan masih berupaya untuk membuka akses ke lokasi santri yang tertimpa reruntuhan saat melakukan salat di lantai bawah,” tambah Nanang.
Tim SAR masih mendata total jumlah korban, baik yang selamat maupun luka.
Kabid Humas Polda Jawa Timur Kombes Pol Jules Abraham Abast mengkonfirmasi bahwa terdapat 79 korban, termasuk 1 orang meninggal. Dari jumlah itu, 34 korban dirawat di RSUD Notopuro, Sidoarjo.
Dari data yang diberikan RSUD, berikut daftar para korban yang dirawat:
- Mudhar Sahid
- Salman
- Felyx
- M Azam
- Abdul Bari
- Nur Fuadi Solikin
- M. Ridwan
- Fahri Husaini
- M. Allif Al Bustomi
- M. Ridhowandi
- M. Faris
- Sahrul
- M. Ali Zainal Abidin
- Achmad Sauqi
- M. Nur Aidi
- Zainul Fatih
- M. Zaky Ibrahim
- M. Wafil Abdillah
- Ahmad Iqbal
- Irfan Maulana
- M. Fahri Ahmad Dani
- Abdul Waras
- M. Kadafi
- Miftah
- A. Syaiful
- Muhaimin
- Yudha Andra
- Dariyan
- Qhirul Anam
- Alfian Aldiansyah
- Amir Rayan
- Achmad Ulwan Muktar
- Abdul Wahid Rahmadan
- Alfian
KH Abdus Salam Mujib, pengasuh Ponpes Al-Khoziny Buduran di Sidoarjo, Jawa Timur, mengungkap dugaan penyebab musala runtuh.
“Ini jadi sepertinya ini menopang cor itu enggak kuat di atas itu. Jadi menekan ke bawah (suaranya) seperti di bom di bawahnya,” kata beliau.