Masyarakat mulai mengeluh dengan anjloknya harga jual mobil Listrik di Indonesia, Masyarakat mengeluhkan harga mobil Listrik apabila beli baru dan dijual Kembali harganya merosot hampir separuh harga mobil baru
Contoh mobil listrik Wuling BinguoEV lansiran 2024, dipasarkan mulai Rp 348 juta di tipe terendah hingga varian tertinggi Premium Range seharga Rp 408 juta on the road (OTR) Jakarta saat itu.
Namun, berselang satu tahun kemudian, model tertinggi tersebut anjlok nyaris 50 persen menjadi Rp 210-230 jutaan.
Selain itu, sedan premium BYD Seal juga mengalami depresiasi signifikan. Harga di pasar mobil bekas ditaksir di kisaran Rp 480-490 jutaan untuk keluaran 2024. Padahal, saat baru ia dibanderol mulai Rp 629-719 juta OTR Jakarta.
Menanggapi hal tersebut, pengamat otomotif Bebin Djuana menilai bahwa kendaraan listrik atau battery electric vehicle (BEV) belum memiliki kepastian di pasar mobil bekas. Ini terjadi bukan hanya di Indonesia, tapi secara global.
“Harga bekas BEV di seluruh dunia belum jelas, disebabkan konsumen masih ragu pada umur baterai yang notabene nilainya sangat besar terhadap nilai kendaraan,” buka Bebin kepada kumparan, beberapa waktu lalu.
Keraguan dari konsumen menyebabkan permintaan terhadap mobil listrik di bursa mobil bekas menjadi sedikit. Alhasil, prinsip pasar berlaku. Apabila permintaan lemah, maka harga diturunkan untuk menarik minat konsumen.
Ia melanjutkan, diskon dan strategi harga mobil listrik baru juga memberi pengaruh.
“Penyebab lainnya terjadi promo di pasar mobil baru, sehingga dampaknya mempengaruhi pasar sekunder (harga mobil bekas),” imbuhnya.
Kendati demikian, harga yang turun drastis kini mulai memantik gairah konsumen mobil bekas. Tapi dengan satu syarat, penjual tak bisa mengambil keuntungan layaknya meniagakan kendaraan konvensional.
“Saya di showroom biasanya pegang mobil listrik nggak nyampe 2 minggu laku, sudah laku. Cuma margin-nya kita tipis banget, soalnya mobil listrik China banyak model baru, kadang lebih murah juga,” ungkap Peter owner showrom mobil bekas.
Ia menambahkan, strategi yang tepat sangat diperlukan ketika memasarkan BEV bekas. Seperti yang disampaikan Bebin, tantangan terberat bagi peniaga kendaraan bekas salah satunya berasal dari model baru yang dijajakan dengan harga lebih murah.
“Karena kalau salah perhitungan, bisa saja kita harus jual harga modal atau bahkan rugi karena harga baru lebih murah, jadi kita nggak dapat untung. Jadi sekarang untungnya tipis, asal muternya cepet aja kalau mobil listrik,” pungkasnya.