Presiden Iran Masoud Pezeshkian menderita luka ringan saat kabur dari upaya pembunuhan Israel pada 15 Juni 2025 lalu. Ketika itu Pezeshkian sedang menghadiri rapat Dewan Keamanan Nasional Tertinggi di Ibu Kota Teheran.

Keterangan itu disampaikan seorang pejabat senior Iran kepada media asal Qatar, Al-Jazeera, pada Minggu (13/7). Upaya pembunuhan itu bertepatan dengan perang 12 hari antara Iran da Israel yang pecah bulan lalu.

Pejabat yang meminta namanya dirahasiakan itu mengungkap, peristiwa yang menimpa Pezeshkian adalah bagian dari upaya pembunuhan Israel terhadap kepala eksekutif, yudikatif, dan legislatif Iran.

Para pelayat berdiri di samping peti mati komandan Garda Revolusi Iran Hossein Salami (R), dan komandan militer lainnya yang terbunuh dalam serangan Israel pada hari pertama perang, dalam prosesi pemakaman mereka di Teheran,

Tujuan utamanya, kata pejabat itu, adalah menggulingkan pemerintahan Republik Islam Iran yang sudah berkuasa sejak 1979.

“Upaya ini tidak akan berhasil tanpa Israel membayar harganya,” ucap pejabat tersebut.

Kabar tersebut juga disiarkan kantor berita semi-resmi di Iran, Fars. Mereka menyebut serangan itu terjadi di sebuah gedung pemerintahan di sebelah barat Teheran.

Gedung itu dihantam enam rudal Israel. Serangan tepatnya menargetkan pintu keluar ruangan dan tempat saluran udara.

Akibat serangan itu aliran listrik di gedung tersebut padam. Para pejabat yang hadir kabur lewat pintu darurat. Sedangkan Presiden Pezeshkian menderita luka ringan di bagian kaki saat mencoba keluar dari gedung.

“Otoritas sedang meluncurkan investigasi untuk mencari tahu kemungkinan adanya mata-mata Israel mengingat akurasi intelijen musuh,” jelas laporan Fars.



Pekan lalu Pezeshkian mengakui bahwa selama perang 12 hari Israel mencoba menghabisi nyawanya.

“Mereka sudah mencoba, tapi mereka gagal,” kata dia.